Ucapan Terima Kasih

Selasa, Januari 09, 2018

Ada isyarat yang kubaca dari sorotan matamu. Tentang kamu yang bimbang atau memang kita yang ganjil dan tak tergenapkan. Rupanya kisah yang kerap kali kita pertanyakan hanyalah semu. Rupanya puisi yang kutulis sebanyak keraguanmu tentang bait-bait yang hanya kutulis tentangmu. Rupanya, barisan kata-kata itu hanyalah kebohongan keji yang terlanjur tumpah dan meredam. 

Sementara angin selalu mengantarmu menujuku dan bersembunyi dibalik peluk yang kau juluki rumah dan hangat. Hangat yang sekalinya ditinggalkan. Tidak ada lagi rumah yang pernah diagung-agungkan kepada semesta. Pintunya sudah rusak, terkunci, dan tidak bisa dibuka lagi. Rumah kokoh dan hangat itu, nyatanya telah dihancurkan oleh satu-satunya pengunjung yang telah disuguhkan ribuan puisi olehnya. 

Tidak ada yang bersinar selain linangan air mata dan kasih yang sempat kucuri dibalik punggungmu. Kemudian matahari menjadi sekat nyata antara kamu yang pulang dan terburu-buru dengan aku yang sesak dan haru-biru, sebab aku memang tidak pernah terlahir sebagai rumahmu.

Terima kasih sudah singgah.


Malang, 2018



You Might Also Like

0 komentar