Barangkali kita, sengaja dipertemukan karena kepingan-kepingan masa lalu, yang belum sempat usai hingga akhirnya dipaksa selesai Barangkali kamu, lelah dengan waktu dan menjadikanku ada, hanya karena ilusi masa lalu Barangkali aku, tersesat ke dalam palung semuderamu, hingga akhirnya tenggelam dan tak kembali Bisakah kamu menghargai aku dengan segala harga diriku? Seperti berharganya waktu yang sempat kita habiskan bersama? Tidak lama memang. Hanya sebatas...
Ini cerita tentang matahari terbenam diantara waktu dan rindu yang saling bersekutu. Di hari itu, ada yang sedang bertanya pada sendu senja. Bagaimana bisa rindu mengakar di arteri vena, ketika ia saja tidak pernah tahu apa itu senja. Lalu ia menjawab, "Tapi setidaknya, ia pernah merangkai makna senja dan malam, antara aku, kata, dan kita". Dari aku, Kepada kamu. Malang, 2017 ...
Kau bermukim lebih lama bersama kapal-kapal yang singgah di panorama. Tidak ada kicauan burung camar kali ini, yang ada hanyalah pagi yang kian menepi. Ternyata ada senja di hamparan pantai yang maha luas, disertai gemuruh dan gaduh yang teduh. Kau lalu menghilang meninggalkan semesta. Berlari ke luar angkasa dan menyerapahi segala untaian kata. Aku memilih ke tengah samudera, padahal berenang saja tak bisa....
Tidak ada kenangan yang lebih menyakitkan,daripada peluk yang tertuju di hari kehilangan Tidak ada kenangan yang lebih menyakitkan,daripada kecup yang terukir di hari kehilangan Tidak ada kenangan yang lebih menyakitkan,daripada genggaman yang melingkar di hari kehilangan Tidak ada kenangan yang lebih menyakitkan,daripada menatap langit bersama, lalu diam-diam saling mendo'akanTidak ada. Tidak ada. Malang, 2017 ...
/1/ Hari itu aku sedang lelah dengan segala kesibukan yang ada. Hari itu rasa-rasanya aku ingin pulang lebih awal dan merasakan senja sendirian. Hari itu rasa-rasanya aku ingin segera menyudahi hal-hal yang membebani. Namun nyatanya di hari itu pula aku seperti tidak ingin berpijak dari tempatku berdiri. Dan kenyataan bahwa di hari itu pula paru-paruku terasa ingin meletup karena penuh dengan rasa kebahagiaan....
It hurts. I'm shattered when opened our old conversation. I'm broken knowing our complicated situation. I'm tired of wondering your feeling. Because I know this will be happening in the end. Because I know this will happen, I stopped. So I stopped. Dear you, Despite all, may I ask a question? Are you really happy now? Seeing me falling apart into pieces and...
Saya suka kamu, Kamu yang merangkai hujan Menjadi kepulan awan Dan menjadikannya pelangi Di relung jantungku Saya suka kamu, Sebelum untaian-untaian benang Menjadikannya kain Dan menyelimuti rindu Di tiap nafasku Saya suka kamu, Suaramu, Senyummu, Tawamu, Candamu, Tatapmu, Tentangmu Kamu, Menghidupkan apa yang telah lama larung Menghubungkan saraf-saraf yang usai putus Hingga akhirnya lagi-lagi kamu Merusak sendi-sendi di tubuhku Aku lumpuh, Tapi bahagia...
/1/ Barangkali kamu mengubah frekuensi waktu Menjadi perkara yang sulit diungkapkan Hanya saja, aku tak pandai menyembunyikan sesuatu Seperti degupku saat menatapmu /2/ Hatiku pancaroba Pernah kemarau panjang bahkan hujan deras Akhir-akhir ini pelangi bermukim lebih lama Sebab ada kamu, terjaga di tiap mimpiku /3/ Beri aku satu atau dua patah kata Agar dapat merangkai cerita Tentang sepucuk surat cinta Yang dikenang saat...
Tiga hal yang membuatku selalu ingat kamu; malam, dingin, dan waktu. Perihal malam, kilas senyummu mengundang candu. Seperti halnya malam, ia diam-diam membawa angin dan mengantarku pada masa tentang kamu dan aku. Masa yang sebenarnya hampir tak pernah ada. Masa yang sekalinya tak pantas disebut kisah. Perihal dingin. Kita bertemu hanya sebatas mendung merindukan hujan. Rupanya dalam perjalanan menuju buih-buih embun, aku menemukanmu,...