Sapa lalunya yang angkuh tak seperti aku yang rapuh Aku rapuh mengasuh pilu yang lusuh, seperti merangkul rindu bergemuruh Aku rapuh menjadi debu yang runtuh, seperti bayangku yang tak pernah kau sentuh Aku rapuh menanti angka satu hingga sepuluh, sampai rela ikut terjatuh Namun, adakah kau tau? Saat aku mendengar langkamu datang mengganti waktu seberat palu, tak mungkin lagi ku rapuh, tak mungkin...
Na-u-ra. Kata itu telah memindahkanku pada taman di hari senja. Entah siapa yang membawaku kesana, aku tak tau. Tak jelas adanya. Mungkin hanya suasana chaos yang mengintempelasi otakku, pikiriku. Atau mungkin suasana hati yang sedang dilanda monokrom. Ya, intuitif sekali bukan? Tapi ada satu hal yang menguraikan pixel mataku. Na-u-ra, bunga. Terlihat bermacam bunga disana, mungkin itulah yang membuat tubuhku mengisyaratkatku kesana. Bunga...